Contoh Transformasi Layanan Perbankan ke Aplikasi Fintech

Jumlah pengguna internet Indonesia berjumlah 130 juta pengguna. Kebanyakan mengakses internet melalui perangkat smartphone. Upaya perbankan dalam penetrasi mengharuskan transformasi layanan perbankan yang lebih mengarah ke aplikasi mobile fintech.

Contoh Transformasi Layanan Perbankan


Dalam melayani nasabah, pihak perbankan akan lebih memudahkan dan di mudahkan oleh aplikasi fintech. Seperti layanan pembayaran dan transfer dapat dijadikan awal transformasi layanan perbankan ke aplikasi fintech, sehingga dapat lebih mudah di akses banyak orang di seluruh Indonesia.

Contoh Transformasi Layanan Perbankan

Fintech memiliki dampak yang kuat pada sektor transaksi, menghadirkan kemampuan baru yang memiliki potensi untuk mendefinisikan kembali cara melayani pembayaran. Didorong oleh perkembangan teknologi, dan lanskap yang semakin kompetitif sebagai akibat dari masuknya perusahaan fintech ke dalam ruang pembayaran, bank memposisikan diri di garis depan perubahan dan mengadopsi strategi baru dalam rangka untuk memberikan pengalaman yang disempurnakan untuk klien. Perbankan sedang bersiap untuk peningkatan digital secara dramatis, fintech tidak hanya mengubah pembayaran, itu mengubah pendekatan bank untuk inovasi.

Berikut beberapa contoh transformasi layanan perbankan yang sudah dapat dimulai di tahun 2017 ini dengan menggunakan teknologi blockchain dan hyperledger:


  • Pelacakan pembayaran yang dapat memberikan informasi transaksi dengan update real-time untuk status pembayaran, termasuk konfirmasi penerimaan penerima.
  • Peningkatan transparansi sebagai biaya transaksi end-to-end. 
  • Mempercepat penyelesaian transaksi yang di dasarkan kesepakatan standar yang ditetapkan antar lembaga.
  • Peningkatan dan pengenalan pola layanan.
Perbankan dituntut untuk lebih ber inovasi dalam transformasi layanan perbankan. Ini akan membutuhkan metode DevOps secara default. Disamping itu, pihak perbankan sudah seharusnya memiliki data center cadangan yang berada di luar infrastruktur IT mereka.

Serangan cyber semakin meningkat, oleh karena itu tidak ada yang kebal terhadap downtime. Bahkan sebuah bank terbesar di Inggris pun mengalami downtime akibat serangan DDoS. Ini dapat terjadi juga di Indonesia, mengingat layanan serangan DDoS banyak tersedia di online-black-market-place.

Inovasi dalam transformasi layanan perbankan bisa mengakibatkan downtime. Perusahaan perbankan harus mengukur biaya downtime per jam. Downtime tidak dapat di hindari, akan tetapi dapat dipersingkat periodenya.

Dengan menggunakan disaster recovery atau data center cadangan, perusahaan dapat memperpendek waktu downtime. Biaya downtime per 1 jam umumnya lebih mahal ketimbang biaya disaster recovery selama 1 tahun bahkan 4 tahun.

Outsource Data Center Cadangan

Untuk mendukung proses transformasi layanan perbankan seperti pada contoh diatas. Perusahaan wajib memiliki sarana disaster recovery yang berada pada fasilitas data center di pihak ketiga. Data center Tier III yang telah mendapat sertifkasi dari The Uptime Institute dapat anda andalkan pada proses transformasi layanan perbankan.

Data Center Tier III memiliki tingkat ketersediaan layanan 99.9% bahkan tanpa downtime sama sekali. Dengan teknologi yang dapat mengenali pola perilaku, replikasi anda juga akan lebih aman dari penyusupan kode ransomware.

Inovasi layanan perbankan melalui aplikasi fintech yang terhubung ke sistem utama akan membutuhkan "live testing". Jika tidak menggunakan kontainerisasi sebagai ekosistem digital, maka aplikasi akan di uji di sistem lokal para pengembang. Begitu pengembang merasa siap, ternyata setelah dijalankan menyebabkan kelumpuhan sistem, downtime terjadi dan perusahaan akan terbebani kerugian dari milyaran hingga puluhan milyar rupiah dalam 1 jam.

Dengan menempatkan sarana disaster recovery yang kuat, operasional dapat di alihkan ke situs cadangan. Setelah pengembang dan staff operasional IT memperbaiki masalah, operasional di kembalikan ke situs utama.

Terkadang masalah yang di timbulkan dari pengujian dapat merembet ke seluruh infrastruktur IT anda. Demikian terhadap serangan DDoS dan ransomware, seluruh sistem akan terkena dampak. Oleh karena itu, penggunaan data center cadangan dari pihak ketiga merupakan praktik terbaik untuk saat ini.

Keamanan aplikasi merupakan prioritas yang akan mengiringi inovasi layanan perbankan. Penggunaan ponsel android yang rentan terkena virus akan memberikan tantangan tersendiri dalam proses transformasi layanan perbankan.

Komentar

Postingan Populer